Perebutan Kursi Wawako Dumai Jangan Gunakan Isu SARA, Zulfan Arif Menilai Ini Bahaya dan Bisa Buat Gaduh

Jumat, 21 Januari 2022

Ket Foto : Zulfan Arif, Tokoh Muda Dumai

DUMAI (KHC) - Terkait maraknya pemberitaan tentang perebutan kursi wakil walikota dumai yang saat ini di perbincangkan dengan arah kesukuan.

Menurut Tokoh muda Dumai, Zulfan Arif menilai sangat tidak bijaksana dan tidak intelektual.

" Saya menilai, ini sangat tidak bijaksana dalam mengikuti penunjukan wawako Dumai, bicara menyampaikan aspirasi dimuka umum adalah hak yang dijamin oleh konstitusi. Akan tetapi jangan karena kebebasan dalam menyampaikan aspirasi tersebut menjadikan kita tidak bijaksana. Apalagi sampai mengundang kegaduhan di masyarakat,"Ucapnya.

Dijelaskan lagi, Dalam penentuan wawako Dumai ini jangan lah mengedepankan ego-ego semacam itu, nantinya akan menimbulkan reaksi bagi suku lain.

"Apakah hanya suku itu yang berhak menjadi wakil walikota? Suku lain tidak, Padahal tidak ada relevansinya pengangkatan pada kekosongan wakil kepala daerah itu dengan kesukuan. Kekosongan wakil kepala daerah itu dilakukan oleh DPRD, atas usulan partai pengusung, menimbulkan riak-riak dengan ego kesukuan agar dapat mengisi kursi wakil walikota, yang ada malah memperlihatkan ketidak pahaman dalam bernegara,"Jelasnya.

Tambahnya, Lagipun saat ini kota Dumai dihadapkan pada konteks Pengangkatan kekosongan Kepala Daerah, bukan kekosongan Kepala Adat. Seharusnya yang ditonjolkan itu visi misi daripada kandidat yang diusulkan, dan juga trackrecordnya, supaya mampu membawa kota dumai ini menjadi lebih baik lagi. 

"Bukan malah sukunya, cukuplah suku itu menjadi bagian yang disisipi daripada kandidat yang diusulkan, dengan tetap memprioritaskan visi misinya untuk menjadikan kota dumai lebih baik lagi. kalau sukunya saja yang di tonjolkan, kelihatan sekali perjuangannya bukan untuk kemajuan Kota Dumai,"Katanya.

"Terus terang saya tidak begitu nyaman dengan pemberitaan semacam ini, dan berita inipun muncul secara serentak di hari yang sama. ntah siapa yg membuat propaganda semacam ini, saya harap ini tidak dilanjutkan. Karena nantinya dapat mengkotak kotakkan masyarakat kita yang majemuk di kota dumai ini, Saya memahami bahwa kita semua memiliki ego terhadap kesukuan, tapi cukuplah sekiranya pembicaraan itu sampai pada internal paguyuban kesukuan masing-masing, dan tidak dipublikasi,"Pungkasnya.***(Rdk)