Masuk Daftar Kota Pusaka se-Indonesia, Dinas PU Tarukim Siak Ikuti Workshop Kemen PUPR di Jakarta
Di Baca : 6814 Kali
Riauterkini-JAKARTA- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR), menggelar workshop Historic Urban Landscape dan Heritage Impact Asesment di Jakarta. Pembahasan pendekatan kelolan kota pusaka yang direkomendasi UNESCO PBB, dari 57 kota se-Indonesia yang masuk dalam daftar program kota pusaka, Kabupaten Siak berada di posisi 53.
Untuk mencermati dan mendalami program tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Siak melalui Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang dan Pemukiman (PU Tarukim), Senin (15/5/17) mengikuti workshop tersebut yang ditaja Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya (CK) Sri Hartoyo.
Kepala Dinas PU Tarukim Siak Irving Kahar Arifin mengungkapkan bahwa, karena Siak masuk dalam daftar program kota pusaka, saat ini digelar workshop dari Dirjen CK untuk mengetahui program-program tersebut dan menyatukannya dengan program Kabupaten Siak.
"Pengelolaan kota pusaka, bukan hanya dari segi arsitektur bangunan cagar budaya yang ada, akan tetapi termasuk tata cara kelola dari sisi sumber daya manusia," terang Kadis PU Tarukim Irving.
Untuk diketahui cagar budaya berupa arsitektur di Siak diantaranya Istana Siak, Masjid Syahabuddin atau Masjid Sultan Siak.
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dicontohkan Kadis PU Tarukim Irving yakni pengaturan tinggi bangunan disekitar Istana Siak sampai radius tertentu. Termasuk juga budaya pembuatan kain songket Siak, perlu adanya sentuhan didikan dari orang yang ahli atau yang bisa membuat songket tersebut sehingga nantinya tetap berkelanjutan atau beregenerasi.
Kegiatan workshop tersebut akan berlangsung selama lima hari ke depan, dan juga akan digelar kunjungan ke kawasan kota pusaka di Jakarta yakni Kota Tua, dan juga mengetahui bagai mana proses pelestarian cagar budaya di kota metropolitan yang perlu diatur pembangunan infrastrukturnya sehingga tidak menghilangkan cagar budaya yang ada.
"Kita juga akan berkunjung ke kota Pusaka di Jakarta, dan juga melihat Tempat Sidang Pemugaran (TSP) oleh tim ahli cagar budaya di komplek kawasan kota tua museum fatahilla jakarta," ungkap Irving.***(vila)
Tulis Komentar