JAKARTA (Kabarheadline.com) - Di tengah fluktuasi nilai tukar mata uang terhadap dollar AS, rupiah Indonesia dan rupee India menjadi dua mata uang terkuat di Asia. Namun, dengan terjunnya harga minyak dunia, rupiah berpeluang mengalahkan rupee dan menjadi mata uang yang paling unggul se-Asia. Sebagaimana dikutip dari Bloomberg, Goldman Sachs Group Inc menyatakan, selain turunnya harga minyak, performa rupiah juga didukung aliran portfolio dan kebijakan moneter yang sensitif terhadap Federal Reserve. "Walaupun India dan Indonesia sama-sama memiliki nilai terkuat dalam mata uang asia, ada beberapa kunci perbedaan dalam struktur ekonomi keduanya yang membedakan performa pasar dan terciptanya kesempatan investasi," ujar ekonom Nupur Gupta dan Jonathan Sequeira, sebagaimana tertulis dalam catatan pada 7 Januari 2019. Indonesia merupakan eksportir batu bara. Harga komoditasnya yang lebih tinggi membantu menyeimbangkan fiskal dan akan meninggalkan rupee di belakang. Di samping itu, portfolio Indonesia didominasi oleh obligasi ketimbang ekuitas. Terkait suku bunga acuan, Indonesia lebih sensitif terhadap The Fed ketimbang India. Reserve Bank of India telah menaikkan suku bunga sebesar 175 basis points selama 2018. Sementara Indonesia hanya naik 50 bps. Rupiah telah mengawali tahun baru dengan melampaui semua negara-negara Asia karena menguat hampir 2 persen terhadap dollar AS. Ini merupakan level terkuatnya dalam enam bulan terakhir. Sementara mata uang India salah satu yang kinerjanya buruk di awal tahun, turun hampir setengah persen dibandingkan kuartal IV 2018.