Stok Beras Disebut Cukup Untuk Delapan Bulan Kedepan

Di Baca : 5792 Kali
JAKARTA (Kabarheadline.com) - Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, Amran mengatakan selama empat tahun terakhir, Indonesia berhasil mewujudkan swasembada beras. Hal ini mengacu pada definisi yang ditetapkan FAO, bahwa suatu negara dikatakan swasembada jika produksinya minimal mencapai 90% dari kebutuhan nasionalnya. "Faktanya, pada tahun 1984 Indonesia pernah mencapai swasembada beras. Padahal saat itu Indonesia masih mengimpor beras 414 ribu ton," katanya dalam keterangan resmi, Rabu (16/1/2019). Lalu bagaimana keberhasilan swasembada beras di pemerintahan Jokowi-JK? Menteri Amran menegaskan sejak tahun 2016 sampai 2018 pun produksi beras surplus. Faktanya, pada tahun 2016 dan 2017 tidak ada impor, adapun beras yang masuk pada tahun 2016 itu merupakan luncuran impor 2015. Kemudian di tahun 2018, sambung Amran, Indonesia pun berhasil meraih surplus beras. Berdasarkan data BPS, surplus beras 2018 sebesar 2,85 juta ton dan impor 2018 itu merupakan sebagai cadangan nasional, tidak sebagai stok utama. "Ada yang menarik, di tahun 1984, jumlah penduduk Indonesia sekitar 100 juta jiwa, sementara sekarang mencapai 260 juta jiwa. Artinya naik dua kali lipat. Dengan demikian, masalah swasembada beras sudah selesai. Ini yang harus dipahami, supaya masyarakat tidak dibuat bingung," sebut Amran. Amran menambahkan, keberhasilan kebijakan pangan saat ini dibuktikan juga dengan kondisi stok beras sebagai cadangan saat ini di Bulog mencapai 2,2 juta ton. Standar cadangan beras nasional yakni 1 juta ton, artinya cadangan beras sekarang lebih dari dua kali lipat. Kemudian, lanjut dia, berdasarkan data survei BPS, stok beras yang berada di rumah tangga, pedagang, penggilingan, horeka dan Bulog mencapai 8 sampai 9 juta ton. Pada saat itu stok beras di Bulog antara 900 ribu sampai 1,5 juta ton. Jika dianggap data yang lain tetap ditambah stok beras di Bulog 2,2 juta ton, maka stok beras nasional saat ini mencapai sekitar 10 juta ton. "Jika konsumsi beras nasional 2,5 juta ton per bulan, artinya stok beras yang kita punya bisa mencukupi kebutuhan selama 4 bulan," jelas Amran. Selain stok beras ini, kata Amran, Indonesia pun masih memiliki produksi padi dari standing crop atau tanaman padi yang tertanam hari ini di lahan seluas 3,88 juta ha. Jika produktivitas 5,29 ton per ha, maka menghasilkan sekitar 20 juta ton gabah kering giling, atau menghasilkan beras sekitar 10 juta ton. Total beras yang dihasilkan mampu mencukupi kebutuhan selama 4 bulan. "Dengan demikian, stok beras saat ini bisa mencukupi kebutuhan hingga 8 bulan ke depan," tegas Menteri Amran. Dan Kementan terus mendorong transformasi pertanian dari pertanian tradisional ke pertanian modern. Dengan modernisasi target peningkatan produksi hasil pertanian menjadi lebih pasti untuk diwujudkan. "Artinya setiap hari terjadi olah tanah, tanam dan panen. Jangan dibayangkan pertanian Indonesia seperti 30 tahun lalu. Makanya penduduk 2 kali lipat dari 1984 sekalipun, kita masih bisa memberi makan," ucapnya.*** Sumber : Sindonews.com Editor : Ridwan


[Ikuti KabarHeadline.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar