17 Tahun Tak ke Riau, Ini Kesan Kapolda Brigjen Nandang Usai Mendarat di Bandara SSK II Pekanbaru
Di Baca : 6791 Kali
Pekanbaru (KabarHeadline.com) - Sekitar pukul 16.00 WIB, Kamis (7/9/2017) sore, Kapolda Riau Brigjen Nandang akhirnya mendarat di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, setelah pesawat Citylink yang ditumpanginya sempat mengalami keterlambatan (Delay, red) lebih kurang tiga jam dari jadwal.
Begitu tiba di VVIP bandara, dirinya langsung disambut Irjen Zulkarnain (Kapolda sebelumnya, red) dan jajaran pejabat utama Polda Riau serta Kapolres se-Riau. Ia juga dikalungkan bunga dan diiringi serangkaian tradisi khas negeri Lancang Kuning yang kental dengan adat melayunya.
Mantan Kapolda Sulawesi Barat tersebut menyebutkan, terakhir kali dirinya meninggalkan Riau pada tahun 2000 lalu. Artinya sudah 17 tahun lamanya ia tidak menginjakkan kakinya di bumi melayu ini, di mana saat itu Brigjen Nandang sempat merasakan bertugas di Riau.
"Kalau panas (Cuaca, red) dan makanan sudah familiar. Saya tahun 2000 meninggalkan Riau, jadi sudah 17 tahun lalu. Ya kalau nostalgia tentu dengan orang-orang dan teman-teman, namun kalau penugasan bukan nostalgia, tapi mengemban tugas," ungkapnya diwawancarai awak media.
Lalu apa yang jadi atensinya setelah dipercaya menjadi Kapolda Riau? "Atensinya sama saja dengan beliau (Irjen Zulkarnain, red), tidak ada perbedaan, ini kan pergantian pimpinan saja, tidak akan ada yang berbeda," jawabnya didampingi Irjen Zulkarnain yang mendapat tugas baru selaku Kapolda Sumsel.
Termasuk pula soal penanganan kebakaran lahan dan hutan (Karlahut). Menurut Nandang, semua itu dapat dicegah jika masyarakat memberi dukungan penuh, karena kepolisian tidak dapat bekerja sendiri. "Masalah Karlahut itu (Di Riau, red) sudah ada pada 1992, cuma marak pada tahun 1995," ucapnya.
"Mengatasinya tentu juga tergantung bagaimana keterlibatan masyarakat, walau Kapolda-nya bintang 4 pun jika tanpa ada peran serta dan sinergi masyarakat, tentu tidak bisa mengatasinya. Yang utama lagi, para pengembang perkebunan, laksanakan dengan cara yang benar, karena membakar hutan itu tidak benar," pungkas dia.*** (rdk/grc)
Tulis Komentar