GM Pertamina Dumai Bungkam Ditanya Soal Pekerja Meninggal Dunia

Di Baca : 10367 Kali
DUMAI (KabarHeadline.com) - Berbagai kasus yang ada di Pertamina RU II Dumai disinyalir terbungkus dengan rapi. Salah satunya kasus meninggalnya sejumlah orang pekerja sejak beberapa tahun belakangan ini. Sejauh ini belum diketahui bagaimana proses hukum terhadap kejadian tersebut. Dan sejauhmana tanggungjawab Pertamina terhadap kejadian itu. Lalu bagaimana aparat penegak hukum menyikapi persoalan ini. Seperti belum lama ini terjadi, dua orang pekerja Mooring Gang Marine jadi korban dalam insiden yang terjadi di area Jetty 5 RU II Dumai, Jum'at (1/6/2018) lalu. Mereka terjatuh ke laut dalam insiden tersebut. Kedua korban yakni Zulkarnain dan Syaiful Amri. Kecelakaan terjadi karena Breasting Dolphin (BD) atau konstruksi penahan untuk penambat kapal di area Jetty 5 RU II Dumai roboh. Insiden terjadi saat kapal Cargo Bull Flores muatan Solar bersandar. Dua pekerja itu adalah pekerja PT. Peteka Kaya Gapura anak Perusahaan PT. PTK. Salah satu Breasting Dolphin (BD) di area jetty 5 RU II Dumai roboh, saat kapal Cargo Bull Flores muatan Solar bersandar. Diduga peristiwa ini merupakan kelalaian dari pihak Pertamina Dumai dan tentunya pihak Pertamina harus bertanggung jawab. Hal ini terungkap dari salah seorang rekan kerja korban, mengatakan kondisi dermaga di area jetty 5 RU II Dumai memang sudah ada yang rusak sejak dua tahun lalu. "Sudah rusak sekitar dua tahun dan ini sudah dilaporkan pada pihak Pertamina. Namun tidak digubris," ungkap rekan korban yang tidak ingin disebutkan namanya. Desas-desus seringnya terjadi kecelakaan kerja di PT Pertamina Dumai tidak hanya sekedar isapan jempol belaka. Sejak tahun 2012 lalu sudah sering terjadi kecelakaan kerja bahkan hingga merenggut nyawa para tenaga kerja. Dimana, seorang tukang las bernama Jasman tersengat listrik hingga tewas saat bekerja, Senin (24/12/12) lalu. Kembali pada Jumat (20/9/2013) lalu, seorang pekerja kontrak PT Pertamina RU II dikabarkan tewas dalam kecelakaan kerja di lingkungan kilang minyak Putri Tujuh. Informasi dihimpun menyebutkan korban bernama Benget Beda Simanulang (45) bekerja sebagai ahli pengelasan pipa (Welder) di dapur pengolahan minyak kilang Pertamina RU II. Benget dilaporkan pada saat itu sedang bekerja las pipa di atas ketinggian 4 meter dengan badan terikat tali penyelamat. Namun secara tiba-tiba, pipa menyemburkan air panas bersuhu 140 derajat celsius dan mengenai sekujur tubuh korban yang sedang bekerja dan tidak bisa melepaskan diri karena sedang terikat tali. Sebelumnya ada juga kecelakaan kerja PT Pertamina RU II Dumai yang memakan korban. Tiga orang pekerja harus mengalami luka bakar sehingga harus mendapatkan perawatan intensif dari pihak rumah sakit. Kejadian itu baru sebagian kecil yang diketahui oleh publik, diduga banyak kasus lainnya yang ada di dalam Pertamina Dumai yang tidak diketahui oleh masyarakat. Karena menurut pengakuan mantan pekerja kilang Pertamina RU II Dumai yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, banyak kasus-kasus tersebut yang dibungkus dengan rapi oleh pihak Pertamina Dumai. Terkait hal itu, GM Pertamina RU II Dumai, Otto Gerentaka yang dikonfirmasi Yube Media Group, Sabtu (20/10) melalui WA nya tidak memberi jawaban. Sementara Kapolres Dumai, AKBP Restika Pardamean Nainggolan, SIK, mengatakan saat ini kejadian tersebut dalam penyelidikan kepolisian. " Masih dalam penyelidikan untuk mencari bukti-bukti runtuhnya dermaga, "sebut Kapolres Dumai singkat, melalui WA nya kepada Yube Media Group.*** Penulis : Ridwan (Harian Umum Vocal)


[Ikuti KabarHeadline.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar