Kunjungan Menteri Pertahanan Republik Sosialis Vietnam Ke Indonesia, Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

Di Baca : 7941 Kali
Jakarta (KabarHeadline.com) - Menteri Pertahanan Republik Indonesia Ryamizard Ryacudu menerima kunjungan Menteri Pertahanan Republik Sosialis Vietnam Jenderal Ngo Xuan Lich di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta, Jumat (13/10/2017). Kunjungan delegasi Vietnam ini dalam rangka meningkatkan hubungan kerja sama di bidang pertahanan bagi kedua negara serta kunjungan balasan setelah Menhan RI ke Vietnam pada Agustus 2016. "Hal ini menunjukkan bahwa kita (Indonesia-Vietnam) sahabat dekat, dan Vietnam merupakan mitra strategis," kata Ryamizard dalam sambutannya di hadapan delegasi. Ia mengatakan, perkembangan geopolitik internasional berlangsung sangat cepat dan kompleks. Hal ini menghadirkan tantangan dan ancaman yang nyata bagi pertahanan negara. Adapun, ancaman tersebut di antaranya, masuk serta berkembangnya kelompok teroris dan radikal ke dalam negara, aksi separatis, dan pemberontakan bersenjata, dan perang siber. Menurut Ryamizard, tidak ada satupun negara yang dapat menghadapi ancaman secara mandiri. Sebab, setiap negara memiliki keterbatasan dan kompleksitas persoalan. Oleh karena itu, hubungan baik dan kerja sama perlu ditingkatkan. Selain itu, kerja sama juga untuk mendukung terwujudnya keamanan dan kesejahteraan di kawasan. "Tantangan pertahanan negara semakin dinamis dan kompleks. Ancaman bersifat multidimensional. Pertemuan ini kita tempatkan dalam bingkai untuk mengatasi ancaman," kata Ryamizard. Dikutip dari keterangan pers Kementerian Pertahanan, beberapa poin yang dibahas dalam pertemuan delegasi Indonesia-Vietnam pada hari ini, antara lain mengenai kegiatan Forum Dialog Strategis Pertahanan dan Angkatan Bersenjata, kerja sama bidang pendidikan dan Iatihan, kerja sama bidang Peace-Keeping Operation dan juga penjajakan kerja sama di bidang industri pertahanan. Kedua pihak sepakat mendukung terselenggaranya dialog strategis pertahanan dalam format Defence Policy Dialogue (DPD) dan juga melanjutkan Joint Working Group (JWG) pada tingkat Angkatan Bersenjata. Melalui forum DPD yang akan dilaksanakan pada tahun 2018, kedua pihak dapat duduk bersama untuk merencanakan program-program kerja sama pertahanan yang dapat direalisasilkan di masa mendatang. Selain itu, kedua pihak juga akan berdiskusi dan bertukarpandangan mengenai sejumlah isu, misalnya terkait stabilitas keamanan di kawasan Laut China Selatan, keamanan maritim terutama di wilayah perairan kepulauan Sulu Filipina, permasalahan illegal fishing dan isu-isu lainnya terkait ancaman terorisme seperti ancaman kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).*** Sumber : Kompas.com


[Ikuti KabarHeadline.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar