Jatuhnya Harga Minyak, Rupiah Paling Perkasa di Asia

Di Baca : 6737 Kali
JAKARTA (Kabarheadline.com) - Di tengah fluktuasi nilai tukar mata uang terhadap dollar AS, rupiah Indonesia dan rupee India menjadi dua mata uang terkuat di Asia. Namun, dengan terjunnya harga minyak dunia, rupiah berpeluang mengalahkan rupee dan menjadi mata uang yang paling unggul se-Asia. Sebagaimana dikutip dari Bloomberg, Goldman Sachs Group Inc menyatakan, selain turunnya harga minyak, performa rupiah juga didukung aliran portfolio dan kebijakan moneter yang sensitif terhadap Federal Reserve. "Walaupun India dan Indonesia sama-sama memiliki nilai terkuat dalam mata uang asia, ada beberapa kunci perbedaan dalam struktur ekonomi keduanya yang membedakan performa pasar dan terciptanya kesempatan investasi," ujar ekonom Nupur Gupta dan Jonathan Sequeira, sebagaimana tertulis dalam catatan pada 7 Januari 2019. Indonesia merupakan eksportir batu bara. Harga komoditasnya yang lebih tinggi membantu menyeimbangkan fiskal dan akan meninggalkan rupee di belakang. Di samping itu, portfolio Indonesia didominasi oleh obligasi ketimbang ekuitas. Terkait suku bunga acuan, Indonesia lebih sensitif terhadap The Fed ketimbang India. Reserve Bank of India telah menaikkan suku bunga sebesar 175 basis points selama 2018. Sementara Indonesia hanya naik 50 bps. Rupiah telah mengawali tahun baru dengan melampaui semua negara-negara Asia karena menguat hampir 2 persen terhadap dollar AS. Ini merupakan level terkuatnya dalam enam bulan terakhir. Sementara mata uang India salah satu yang kinerjanya buruk di awal tahun, turun hampir setengah persen dibandingkan kuartal IV 2018.
"Performa rupee dan pasar obligasi India saat ini didorong oleh penurunan tajam harga minyak pada kuartal IV 2018," ujar para ekonom. "Dengan harga minyak yang cenderung naik atau stabil dalam waktu dekat, prediksi soal rupee yang belakangan lebih kuat daripada rupiah berlebihan. Rupiah siap mengungguli rupee," lanjutnya. Selain itu, dari faktor pemilihan umum, Indonesia nampak masoh unggul. India menghadapi hasil yang kurang dapat diprediksi pada pemilihan umum tahun ini dibandingkan dengan Indonesia. Menurut Goldman, keadaan Indonesia masih lebih pasti sebab Presiden Joko Widodo diperkirakan akan kembali menjabat di periode kedua. Hal ini akan berdampak pada aliran modal negara dan kinerja mata uang.*** Sumber : Kompas.com Editor : Ricky


[Ikuti KabarHeadline.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar