Bazar Pasar Murah jadi Modus dalam Kampanye Pemilihan Walikota Dumai
DUMAI (KHC) - Kontestasi Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota atau dapat disebut Pilkada yang dilaksanakan secara serentak pada Tahun 2024 ini menjadi pesta demokrasi ke dua di Tahun 2024 ini Pasca dilaksanakannya Pemilu pada Februari yang lalu.
Kota Dumai termasuk salah satu daerah yang turut melaksanakan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota untuk Periode 2024-2029. Di Kota Dumai sendiri pertanggal 22 September 2024 terdapat 3 Pasangan Calon yang telah ditetapkan sebagai peserta Pemilihan, Nomor Urut 01 Edy Yatim-Almainis, Nomor Urut 02 Ferdiansyah-Suparto, Nomor Urut 03 Paisal-Sugiyarto.
Terhitung sejak tanggal 25 September 2024, tahapan kampanye Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota sudah dimulai. Berbagai macam ragam metode kampanye dilakukan oleh Pasangan Calon (Paslon) untuk meraih simpati dan dukungan dari masyarakat.
Namun dalam pelaksanaan kampanye tersebut, didapati dari salah satu Paslon Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Dumai mengadakan kampanye disertai dengan membuat Bazar Pasar Murah dengan menjual minyak makan kemasan bantal ukuran 1kg/Liter seharga Rp.2000 (Dua Ribu Rupiah). Sedangkan harga dipasaran berkisar Rp.15.000-Rp.20.000 (Lima Belas Ribu hingga Dua Puluh Ribu Rupiah). Tentu harga minyak di bazar pasar murah tersebut terdapat selisih harga yang begitu jauh dari harga pasaran yang terdapat saat ini.
Dengan dijualnya harga minyak makan seharga Rp.2000 di Bazar Pasar Murah di kampanye tersebut tentu dapat menarik minat masyarakat untuk datang dan hadir dalam kampanye. Sehubungan dengan itu, awak media mencoba menanyakan kepada salah seorang masyarakat yang enggan disebutkan namanya untuk menanggapi fenomena tersebut.
"Itu modus saja sebenarnya, mana ada harga minyak makan seharga Rp.2000/kg di Indonesia ini, tentu sangat tidak masuk akal, janganlah para Paslon ini membodoh-bodohi masyarakat kita di masa-masa kampanye seperti saat ini. Seharusnya berikanlah pendidikan politik yang baik dan benar disaat berkampanye, dan masyarakat kita begitu juga, jangan mau dibodoh-bodohi, jangan gara-gara minyak yang sekali beli pada masa kampanye seperti ini malah memilih paslon yang bermodalkan jualan minyak Rp.2000. Seharusnya lihat visi misi dan program yang akan ia bawa nanti apabila terpilih menjadi Walikota, karena ini akan berdampak pada kemajuan dan kemunduran Kota Dumai kedepannya" Paparnya.***
Tulis Komentar